KONSEP NESHAMA DIDALAM PENCIPTAAN
Dalam Kejadian 2:7, kita membaca bahwa Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, dan manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Tindakan Tuhan menghembuskan nafas kehidupan ke dalam diri Adam menandakan konsep neshama dalam bahasa Ibrani, yang menekankan keunikan dan kerumitan cara Tuhan menciptakan setiap individu, mengilhami mereka dengan percikan ilahi.
1. Diciptakan Secara Unik
Mazmur 139:13-14 berkata, Sebab Engkaulah yang membentuk batin aku, Engkaulah yang menyatukan aku dalam kandungan ibuku. Aku memuji Engkau, sebab aku dijadikan dengan ajaib dan ajaib. Ajaiblah perbuatan-perbuatan-Mu, jiwaku mengetahuinya dengan baik. Ayat ini menyoroti cara Tuhan menciptakan setiap orang secara pribadi dan disengaja. Kita bukanlah makhluk yang diproduksi secara massal, tetapi diciptakan secara ajaib dan menakjubkan oleh Sang Pencipta.
2. Jejak Ilahi
Sama seperti Allah menghembuskan nafas kehidupan kepada Adam, setiap orang membawa percikan ilahi di dalam dirinya, yang mencerminkan gambar Allah. Kejadian 1:27 menyatakan, Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Jejak ilahi ini membedakan manusia dari ciptaan lainnya dan menggarisbawahi nilai dan martabat intrinsik mereka.
3. Tujuan dan Panggilan
Efesus 2:10 menegaskan, Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Mengenali percikan ilahi di dalam diri kita seharusnya membuat kita memahami bahwa kita diciptakan secara unik untuk suatu tujuan. Tuhan telah mempersiapkan pekerjaan baik bagi kita masing-masing untuk kita kerjakan, dan panggilan kita adalah berjalan dalam ketaatan pada kehendak-Nya, menggunakan karunia dan talenta kita untuk memuliakan Dia.
Sebagai kesimpulan, konsep 'neshama' menggarisbawahi kebenaran yang mendalam bahwa setiap individu dirancang dengan rumit oleh Tuhan, membawa percikan ilahi di dalam diri mereka yang membedakan mereka dan memberi mereka tujuan. Merangkul kebenaran ini akan menuntun pada penghargaan yang lebih dalam akan identitas kita dan rasa tanggung jawab yang lebih besar untuk menghidupi panggilan Tuhan dalam hidup kita.