PERCAYA DAN KELAHIRAN KEMBALI

Kita akan membahas hal yang penting dalam Alkitab, yaitu bagaimana keselamatan yang Allah kerjakan didalam Kristus dapat diterima oleh orang-orang yang ditebusNya, dan dalam membahas saya akan tetap menggunakan dalil tekstual, sehingga pemahamannya bisa dengan mudah diterima.
PERCAYA DAN LAHIR KEMBALI ADALAH DUA PERISTIWA SERENTAK.
Percaya dan lahir Kembali adalah dua hal yang berbeda tetapi suatu rangkaian yang tidak boleh dipisahkan (satu kesatuan) akan tetapi memang dapat dibedakan.
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.” Yohanes 1:12-13
Yohanes menulis bahwa Percaya dan dilahirkan kembali adalah suatu kejadian serentak (bersamaan), dimana setiap orang (mereka) yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah orang-orang yang sesungguhnya telah diperanakan (dilahirkan) dari Allah. Ini lah proses yang disebut “menerima kuasa supaya menjadi anak-anak Allah.”
Jadi menjadi anak Allah adalah suatu proses yang diawali dengan percaya dan sekaligus dilahirkan kembali oleh Allah. Orang yang mengalami hal ini sesungguhnya sudah dan sedang dalam keselamatan Kristus.
DILAHIRKAN KEMBALI OLEH ALLAH
Kita semua menerima ajaran bahwa kelahiran kembali yang dialami semua orang percaya adalah suatu pekerjaan yang sepenuhnya dilakukan oleh Allah sendiri melalui RohNya. Manusia tidak mungkin mengalami kelahiran kembali dengan usahanya sendiri, kecuali Allah yang berkenan melakukannya. (Yohanes 3:3,5).
“Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.” – I Yohanes 3:9
Jadi Alkitab dengan tegas mengajarkan bahwa kelahiran kembali adalah sepenuhnya Allah yang mengerjakan, manusia tidak ada andil didalam mengusahakannya. Anugerah Allah sepenuhnya.
Setiap orang percaya yang dilahirkan kembali sesungguhnya telah memiliki “benih ilahi” didalam dirinya, sehingga orang tersebut dapat “mengambil bagian” dalam kodrat ilahi. Maksudnya orang itu sudah memiliki keadaan menjadi anak Allah (menerima kuasa/benih ilahi) sehingga dapat hidup sebagaimana seharusnya anak Allah.
Perubahan perbuatan orang percaya bukanlah didasarkan sekedar perubahan perilaku (doing) tetapi perubahan natur (being), sehingga apa yang dilakukannya merupakan konsistensi/implikasi dari hakikatnya (natur) sebagai anak Allah (memiliki benih ilahi).
Perbuatan baik seseorang berdasarkan karena relasinya dengan Allah sebagai anakNya. Oleh sebab itu orang percaya yang dilahirkan kembali akan diikuti dengan kehidupan yang setiap hari semakin seperti Kristus, dan bukan sebaliknya. Natur akan menetukan perilaku seseorang, dan bukan sebaliknya.
“Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” – I Yohanes 2:6.
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” – II Korintus 5:17
Sarana Kelahiran Kembali adalah Firman Allah
Bagaimana Allah mengerjakan kelahiran kembali seseorang yang percaya, secara teknis Alkitab tidak menjelaskan, hanya memberikan indikasi bahwa sarananya adalah Firman Allah. Jadi bukan suatu proses yang berdiri sendiri secara mistis, tetapi melalui Firman Allah.
Oleh sebab itu tidak mungkin kelahiran kembali dapat terjadi tanpa melalui Firman Allah.
“Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.” – I Petrus 1:23.
Bagaimana kita dapat mengetahui seseorang itu sudah dilahirkan kembali oleh Allah atau belum?
Kita jelas tidak memiliki pengetahuan atau cara memastikan seseorang itu sudah lahir kembali atau belum, kecuali hanya melalui 2 (dua) indikatornya, yaitu Firman Allah (orang itu mendengar dan menerima Firman Allah) dan Percaya.
PERCAYA/IMAN
Alkitab menggunakan 2 (dua) kata yang berbeda tetapi maknanya sama untuk percaya, yaitu percaya (pisteuo)/kata kerja, dan iman (pistis)/kata benda.
Percaya dan iman dalam banyak teks Alkitab (sangat banyaaak) selalu diasosiasikan dengan kehendak atau keputusan seseorang terhadap suatu hal sebagai suatu respon/tanggapan.
Ketidak-percayaanpun merupakan kehendak atau keputusan seseorang terhadap suatu hal sebagai suatu respon/tanggapan.
Percaya/tidak percaya adalah suatu tindakan seseorang berdasarkan kehendak atau keputusannya sendiri terhadap suatu hal tertentu. Kehendak atau keputusannya ini sedemikian rupa harus tidak dipengaruhi sesuatu yang membuat dia tidak bebas (harus percaya atau tidak percaya) tetapi sedemikian rupa membebaskan dia untuk dapat memilih kehendaknya mempercayai atau menolaknya (tidak percaya).
Dalam hal inilah maka tindakan semua orang dapat dimintai pertanggung- jawabannya, karena tindakannya tersebut berdasarkan kehendak/keputusannya yang bebas.
Kurang dari pada itu, maka tindakan orang tersebut merupakan perbudakan/perhambaan.
Teks-teks dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru selalu dipenuhi dengan kata percaya/iman yang menunjuk kepada tindakan seseorang berdasarkan kehendak dan keputusannya sendiri sebagai suatu respon terhadap sesuatu hal.
Beberapa contoh teks:
- Hai kamu orang yang kurang percaya? Matius 6:30
- Pulanglah dan jadilah padamu seperti yang engkau percaya Mat 8:13
- Mengapa kamu takut ,kamu yang kurang percaya? Mat 8:26
- Sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini. Matius 17:20
- Betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya. Lukas 24:25
- Bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata tentang hal hal surgawi? Yoh 3:12
- Supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal Yoh 3:15
- Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepadaNya. Yoh 8:30
- Tidak percayakah engkau, bahwa Aku didalam Bapa, dan Bapa didalam Aku? Yoh 14:10
- Injil menyelamatkan semua orang yang percaya. Roma 1:16
- Percayalah Abraham kepada Tuhan Roma 4:3
- Percaya dalam hatimu…dengan hati orang percaya. Roma 10:9-10
Pada semua bagian Alkitab kata percaya atau iman selalu merupakan sikap dan respon seseorang berdasarkan kehendak dan keputusannya sendiri terhadap sesuatu. Percaya/iman selalu menunjuk dan berkaitan dengan kehendak atau keputusan seseorang.
PERCAYA/IMAN BEKERJA MELALUI DAN DIDALAM KEHENDAK BEBAS.
Manusia Memiliki Kehendak Bebas (Free will)
Ada banyak alasan dan dalil yang Alkitab ajarkan, bahwa manusia memiliki kehendak bebas, antara lain:
1. Manusia sejak diciptakan memiliki potensi/kemampuan memilih untuk dapat mentaati Allah atau tidak mentaatiNya. Hal ini jelas Ketika Allah menempatkan pohon yang buahnya tidak boleh dimakan ditengah taman (Kejadian 2:16-17).
2. Manusia sejak diciptakan memiliki mekanisme atau sarana dimana “kehendak bebas” bekerja dalam rangka membuat pilihan atau tindakan (pertimbangan-pertimbangan/konsiderans), sehingga keputusan/kehendak yang diambil berdasarkan PROSES DIDALAM DIRINYA sendiri. (Kejadian 3:6-8, Roma 2:15)
3. Sejarah manusia mencatat, bahwa setiap orang tidak mutlak jahat (tidak ada kebaikannya) dan juga tidak mutlak baik (tidak ada kejelekan/kejahatannya). Manusia memiliki kompleksitas dalam mempertimbangkan sehingga setiap ia mengambil keputusan dan menentukan kehendak selalu didasarkan pada dirinya sendiri, baik itu sesuatu yang jahat ataupun hal yang baik. Menjadi baik dan buruk selalu diputuskan berdasarkan kehendak bebasnya sendiri.
Itulah sebabnya semua manusia akan menerima penghakiman atas semua perbuatannya yang dilakukan berdasarkan kehendak bebasnya. (Wahyu 20:11-12, Ibrani 9:27, Matius 12:36, II Korintus 5:10, Roma 14:10dll). Penghakiman Allah adalah bukti bahwa manusia memiliki kehendak bebas yang bisa diadili dan dituntut pertenggung-jawabannya.
4. Adanya neraka/penghukuman atas perbuatan setiap orang yang patut menerima penghukuman berdasarkan kehendak atau keputusannya sendiri. (Lukas 12:5, Markus 9:42-48, Matus 5:22,29-30).
5. Kedatangan Kristus untuk mati di salib guna menyelamatkan orang-orang yang percaya kepadaNya dari penghukuman kekal, menunjukkan bahwa manusia memiliki kehendak bebas, yang sedemikian kehendak bebasnya tetapi tidak dapat digunakan untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Kedatangan Kristus menunjukan bahwa kehendak bebas manusia gagal dan tidak mampu digunakan untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari dosa.
KEHENDAK BEBAS LUMPUH/TIDAK BERDAYA KARENA DOSA
Manusia memiliki kehendak bebas, sehingga ia dapat melakukan apapun yang baik dan sekaligus juga bisa melakukan apa yang jahat semuanya didasarkan atas kehendak dan keputusan didalam dirinya sendiri.
Sejarah mencatat bahwa manusia mengalami kemajuan dan peningkatan peradaban (pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dan lain sebagainya) adalah merupakan hasil dari “free will” manusia (man made), hal ini membuktikan bahwa kejatuhan manusiam dalam dosa tidak melumpuhkan atau membuat manusia kehilangan freewill nya untuk dapat berbuat hal-hal yang baik bagi dirinya sendiri atau manusia lainnya.
Dalam sejarah manusia, banyak ditemukan orang-orang baik yang memiliki jiwa yang agung, hidup untuk sesamanya, berbagi hidup bagi sesamanya, misalnya: para pahlawan, penemu-penemu teknologi dan pengobatan, orang yang menyerahkan seluruh hartanya bagi orang lain dan sebagainya.
Mereka semua melakukan hal tersebut karena memiliki “free will” yang di gunakan untuk hal-hal yang baik dan mulia. Tentunya juga banyak orang yang sangat jahat, orang yang sangat kejam tak terkira, koruptor, dan sejenisnya yang juga mereka melakukan semua kejahatan tersebut karena menggunakan freewill nya untuk ha—hal yang jahat.
Apakah Allah diam saja? Tidak! Akan ada penghakiman oleh Kristus.
Apakah manusia dapat menggunakan freewill nya untuk menerima keselamatan yang Allah sediakan??
1. SEMUA MANUSIA DIKUASAI OLEH DOSA
Alkitab menegaskan bahwa sejak manusia jatuh dalam dosa (Kejadian Pasal 3), maka semua manusia telah dikuasai oleh dosa, sehingga keberadaan manusia (termasuk freewill nya) juga dikuasai dosa.
Penguasaan dosa atas manusia sedemikian rupa tidak membuat manusia dipastikan menjadi “jahat” mutlak, atau menjadikan manusia “tidak bisa berbuat baik”.
Dosa tidak merusak freewill manusia untuk dapat berbuat baik, dan melakukan hal-hal yang mulia, tetapi perbuatan baik yang dilakukan manusia (berdasarkan freewillnya) sedemikan rupa tidak akan menghasilkan suatu perbuatan baik (kebajikan) yang dapat menyelamatkan dirinya dari murka Allah.
Tidak ada suatu perbuatan baik (kebajikan) yang bisa menyelamatkan manusia dari murka Allah.
Freewill manusia dapat melakukan perbuatan baik apapun, tetapi tidak dapat melakukan perbuatan yang menyelamatkan. Mengapa demikian?
Karena memang freewill manusia telah terbelenggu dosa (lumpuh/tidak berdaya) untuk mengerjakan keselamatan dihadapan Allah bagi diri manusia itu sendiri.
“Karena semua manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” – Roma 3:23
“Aku berkata kepadamu,sesunguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.” – Yohanes 8:34
“Demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang,karena semua orang telah berbuat dosa.” (Roma 5:12)
Dosa bukan hanya membuat manusia menjadi lumpuh freewillnya akan tetapi bahkan mengalami “mati” rohaninya. Mati rohaninya berarti manusia tidak mampu meresponi keselamatan yang dikerjakan oleh Allah didalam Kristus.
“Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup didalamnya? “ (Roma 6:2)
“..bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang didalam aku.” (Roma 7:17).
“Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran pelanggaran dan dosa dosamu.” Efesus 2:1
Manusia sejak jatuh dalam dosa (semua manusia sudah berbuat dosa) maka freewillnya tetap ada dan berfungsi bahkan berdasarkan freewillnya manusia masih dapat melakukan hal-hal yang baik dan mulia, akan tetapi dosa manusia telah “melumpuhkan” dan bahkan “mematikan” freewill manusia dalam kaitannya dengan keselamatan yang dikerjakan oleh Kristus.
Freewill manusia terbelenggu dan lumpuh oleh dosa manusia sehingga dalam kaitannya dengan keselamatan sama sekali tidak berguna, dan membutuhkan anugerah Allah.
PERCAYA/IMAN MELALUI DAN DIDALAM FREEWILL
Sebagaimana yang ditegaskan Alkitab, bahwa manusia karena dosanya mengalami kematian rohani, TERMASUK ORANG-ORANG PILIHAN, freewill nya pun telah terbelenggu dan mati secara rohani.
Orang yang sudah mati jelas tidak bisa menggunakan kehendak bebasnya.
Dalam posisi inilah, maka Tuhan Yesus melakukan penebusan dosa bagi SEMUA ORANG yang kehendak bebasnya sudah terbelenggu (atau mati rohaninya). Jika Tuhan Yesus tidak menebus SEMUA ORANG (termasuk orang-orang pilihan), maka semua manusia tidak ada peluang untuk bisa diselamatkan.
Keselamatan tidak bekerja berdasarkan “pilihan” yang Allah buat, tetapi Allah telah menetapkannya sebelum dunia dijadikan didalam Kristus Anak TunggalNya. Keselamatan selalu Kristus-centris bukan Theo-centris.
Semua manusia telah berbuat dosa dan “mati” rohani sehingga tidak memiliki peluang untuk diselamatkan kecuali ditebus oleh Kristus.
Penebusan Kristus bagi semua manusia adalah anugerah umum, yang diberikan kepada semua orang, tetapi untuk efektif dapat mengerjakan keselamatan, maka orang itu harus percaya dan menerimaNya.
Oleh sebab itu maka Kristus menebus semua manusia, artinya semua manusia memiliki peluang dan kesempatan untuk dapat diselamatkan. Bagaimana caranya??
“Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya; orang-orang yang diperanakan dari Allah.” – Yohanes 1;12-13.
Penebusan Kristus untuk semua orang itu artinya semua orang memiliki kesempatan atau peluang untuk percaya atau memiliki iman kepada Anak Tunggal Allah.
Freewill yang sudah lumpuh dan “mati” dalam kaitannya dengan keselamatan yang Kristus kerjakan telah dibayar lunas, sehingga dengan demikian manusia diberikan kesempatan dan peluang untuk dapat percaya atau beriman kepada Kristus.
Bagaimana caranya manusia yang sudah ditebus dapat menerima dan percaya kepada Kristus?
Mendengar dan menerima Firman Tuhan
“Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?"
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. “ Roma 10:17
“Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia?” Roma 10:14
Manusia berdasarkan kehendak bebasnya sendiri tidak akan bisa menerima dan mempercayai Kristus, karena manusia telah terjual dibawah kuasa dosa, sampai Kristus membebaskannya dengan kematianNya, maka orang itu benar benar bebas, dan dapat percaya kepada Dia.
Kehendak Bebas (freewill) Manusia setelah Penebusan Kristus:
1. Memiliki kebebasan/kemerdekaan untuk dapat/bisa percaya kepada Kristus, dan menerimaNya sehingga ia akan menjadi anak-anak Allah melalui kekahiran kembali.
Jadi Percaya adalah kemampuan manusia dari Allah (sebagai anugerah karena penebusan) untuk bisa percaya kepada Kristus.
“Barangsiapa yang percaya, ia mempunyai hidup kekal.” Yoh 6:47
2. Memiliki kebebasan/kemerdekaan untuk (tetap) tidak percaya kepada Kristus, sehingga berdasarkan kehendak bebasnya yang memutuskan tidak percaya akan membuat dia dibawah penghukuman. (Yohanes 3:18, 16:9 “tetap tidak percaya kepadaKu”)
PERCAYA ADALAH KARUNIA
“Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia” Filipi 1:29
Seseorang dapat percaya kepada Kristus adalah anugerah; sesungguhnya didalam dosanya manusia tidak dapat menggunakan kehendak bebasnya untuk bisa percaya kepada Kristus, dan untuk itulah Allah bekerja dalam anugerahNya, sehingga manusia dimerdekakan dari belenggu dosa (dihidupkan) agar kehendak bebasnya mampu dan bisa mempercayai Kristus.
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” Efesus 2:8-9.
Iman itu memang bukan hasil usaha kita, karena manusia tidak mampu mengusahakan dan mengerjakan keselamatannya sendiri.
Untuk dapat memiliki iman kepada Kristus, maka manusia memerlukan anugerah Allah agar kehendak bebasnya dapat menerima dan mempercayai Krsitus.
Dengan demikian Percaya dan Kelahiran Kembali adalah suatu proses sepenuhnya anugerah Allah, dimana manusia dihidupkan kembali agar bisa menggunakan freewillnya (kehendak bebasnya) untuk percaya dan menerima Kristus sehingga mengalami kelahiran kembali, atau tetap didalam dosanya karena TETAP TIDAK PERCAYA kepada Kristus – Yohanes 16:9.

Salam.