BATASAN BERTHEOLOGIA

"Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini." - Ulangan 29:29
Harus dipahami dengan jelas bahwa theologia (apapun) bukan lah kebenaran Alkitab (an sich) tetapi hanyalah sekedar alat (instrument) untuk kita dapat memahami lebih jelas dan lebih terang benderang teks teks Alkitab.
Oleh sebab itu dalam theologia kita pasti akan mewarisi "kebenaran2" yang telah diletakkan oleh pendahulu2 yang membangun theologia tsb. Sehingga ketika kita menggunakan theologia tertentu dalam memahami Alkitab pastilah sudah memiliki presuposisi tertentu (framing).
Itu keniscayaan yang pasti terjadi bagi siapapun mereka yang akan bertheologia.
Dalam hal ini tidak ada satu orangpun yg bertheologia independen. Benar sendirian.
Untuk itulah dalam bertheologia kita harus memahami Batasannya, sehingga kita tidak mengajarkan hal tertentu apa yang Alkitab tidak nyatakan dan ajarkan.
Misalnya saya ambil contoh suatu pendekatan yang digunakan dalam theologia tertentu.

1. Pendekatan kemungkinan.
Ada suatu theologia yang membangun pemahaman Alkitab (memahami teks Alkitab) dengan pendekatan "mungkin", "bisa jadi", "dapat diartikan" dan seterusnya. Sehingga teks tsb menjadi berbeda maknanya dari tujuan dan maksud penulisnya.
Karena dalam teks tsb ada bagian tertentu yang diartikan atau diperluas sedemikian sehingga teks tsb menjadi berbeda sama sekali dari maksud dan tujuan penulisnya.
Oleh sebab itu menjadi penting dan keharusan memahami tulisan (teks) seseorang dalam Alkitab sesuai dengan maksud dan tujuan dari penulisnya itu sendiri.
Lalu setelah kita memahaminya maka kita dapat membandingkan subjek yang sama dalam teks yang berbeda penulisnya. Misalnya makna Iman yang ditulis oleh Yakobus dan Paulus. Atau makna "benci" yang dimaksud oleh Paulus dalam Roma 9 : 13 dengan Penulis Maleakhi 1:3, dst.

2. Pendekatan "konsekwensi logis"
Pendekatan mengartikan suatu teks dengan memahami arti sebaliknya (contrario) walau Penulis teks tsb hanya menulis atau menegaskan maksud sebaliknya dari contrario tsb, tetapi ada theologia tertentu membangun pemahaman dengan pendekatan tsb. Misalnya kalau ada frasa "yang dipilih" maka pasti ada "yang ditolak" dengan pemahaman mutatis mutandis. Persis sisi sebaliknya dari "yang dipilih".
Sehingga apa yang dimaksud dalam suatu teks Alkitab karena diartikan secara contrario (konsekwensi logis) menjadi liar karena penulisnya tidak bertujuan seperti yang dimaknai secara contrario tersebut. Misalnya Roma 9:23- 24 dimana Paulis menulis benda benda belas kasihanNya yaitu kita yang telah dipanggilNya.

Beliau menegaskan mengenai dasar keselamatan yang pasti atas orang2 yang dipilihNya sebagai benda belas kasihanNya. yaitu mereka yang dipanggilNya dan "siapa yang percaya kepadaNya tidak akan dipermalukan" (9:33). Jadi jelas dan tegas maksud dan tujuan penulis Roma 9 tsb adalah mereka yang percaya semakin diteguhkan atas panggilanNya. Bukan sebaliknya.
Itu dulu aja ya. Semoga menolong kita semua dalam memahami Alkitab. Selamat beribadah